Sabtu, 02 Mei 2015

Batu Akik dan Makna Pesan Kehumasan

2 Mei 2015 5:21 WIB Category: SmCetak, Suara Pantura

TEGAL – Budayawan Tegal Atmo Tan Sidik pantas disebut sebagai loyalis batu akik. Sebab hampir setiap bersua dengan sesama pecinta batu akik, dia bisa adu argumentasi.

Maestro Seni Tradisi itu memang melengkapi pengetahuannya dengan membaca buku tentang batu akik. Kegemaran Atmo itu tampak ketika dia menjadi pembicara dalam acara Silaturahmi Kehumasan dengan beberapa pemimpin redaksi media massa.

Kabag Humas dan Protokol Pemkab Brebes itu pun menyeret hobi itu ke dalam materi makalahnya. Dalam acara yang diadakan di objek wisata Kaligua, belum lama ini, Atmo membawakan makalah ‘’Ronggeng, Serat Batu Akik Brebes dan Makna Pesan Kehumasan’’yang judulnya mengundang perhatian.

‘’Sebenarnya ini hanya taktik dan strategi agar materi makalah bisa dengan mudah tercerna oleh awak media,’’tukasnya. Kenapa mengaitkan, karena dia tahu kalangan wartawan saat ini selain sebagai pemakai batu akik, juga ada di antaranya yang membuka usaha jasa jual-beli akik. Menurut Atmo, saat ini batu akik asal Kabupaten Brebes mulai dilirik, misalnya batu akik Sikumbang.

Atmo mempersilakan, bila ada kalangan tertentu yang menilai memakai batu akik adalah sirik. Namun dia sendiri punya keyakinan, batu akik adalah merupakan bukti kebesaran Allah Swt. ‘’Bayangkan di sela-sela bongkahan batu yang teronggok di pegunungan, muncul batu akik warna-warni. Lalu siapa pemberi warnanya? Tentu Allah-kan,’’tukasnya.
Dikemas

Karena itulah, Wakil Ketua Forum Komunikasi Humas Jawa Tengah itu pun menegaskan, agar pesan dan makna bisa diterima oleh masyarakat, setiap makna dan pesan kehumasan harus dikemas dengan bahasa enak dibaca dan mudah dicerna. Menyinggung tentang ronggeng, Atmo mengatakan, dulu di zaman Belanda, setiap akan dimulai masa panen teh di Kaligua, pabrik menggelar pesta rakyat dengan mengundang ronggeng.

Dalam acara yang dimoderatori oleh Ketua KPU Brebes Muamar Reza Pahlevi, tampil pula Wapimred Suara Merdeka Gunawan Permadi dan novelis Ronggeng Dukuh Paruk, Ahmad Tohari sebagai pemakalah. Salah seorang wartawan, Bayu Setyawan pun membenarkan ada wartawan yang memanfaatkan momentum peliputan dengan menjual batu akik. (aj-49).

http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/batu-akik-dan-makna-pesan-kehumasan/

0 komentar:

Posting Komentar