SEMARANG, suaramerdeka.com – Tren batu mulia atau batu akik yang booming belakangan ini membuat banyak pengrajin akik dadakan bermunculan, tak terkecuali di Kota Semarang. Karena potensi di bisnis ini cukup menjanjikan dan panen pesanan sehingga pengrajin mulai tekun untuk menggarapnya.
Adi, salah satu pemilik usaha pemolesan batu mulia dan akik dadakan di Kota Semarang yang membuka usahanya di sejumlah tempat, salah satunya di Pasar Dargo Semarang. Di Pasar Dargo, dia mempekerjakan dua pengrajin untuk menangani pemolesan batu akik yang dibukanya sejak setahun lalu, selain di kawasan Banyumanik dan Perumahan Dinar Mas Semarang.
“Ya, baru-baru saja saya buka. Sekitar setahun lalu seiring booming akik. Omzetnya cukup besar karena di satu tempat setidaknya bisa mengerjakan 20-30 batu mulia per hari,” terangnya, Jumat (1/5).
Dia juga menjelaskan pembuatan batu akik memerlukan peralatan, mulai alat potong sampai alat poles dengan tingkat kekasaran paling tinggi sampai tingkat kehalusan yang paling tinggi. “Alatnya ada yang dijual satu set, namun ada juga yang satuan. Kebetulan, saya punya keduanya. Kalau yang di Pasar Dargo pakai alat yang satu set. Harganya sekitar Rp 4,5 juta,” katanya.
Mengenai omzet, dia mengakui setiap hari setidaknya berkisar Rp 800 ribu pertempat. “Kebetulan kan saya buka di tiga tempat. Namun, itu belum dipotong honor untuk pengrajin,” tambahnya.
Untuk setiap batu akik yang dikerjakan, kata dia, pengrajin mendapatkan honor Rp 20 ribu, ditambah dengan uang makan dan sebagainya untuk pengrajin setiap harinya yang ditanggung Adi. “Hampir semua jenis batu saya kerjakan. Namun, untuk jenis batu mulia atau batu-batu tertentu yang memiliki tingkat keretakan tinggi, saya tidak berani untuk menggarap,” pungkasnya.
(Yulianto/CN41/SMNetwork)
0 komentar:
Posting Komentar