SEMARANG, suaramerdeka.com – Semarang sekarang menjadi tujuan pencinta batu akik. Pasalnya kota Lunpia ini menyimpan batu akik asli Semarang yakni Galih Asem dan Galih Kelor. Batuan tersebut merupakan batuan fosil dari pohon asam yang berusia ratusan tahun.
Batu tersebut berwarna khas cokelat kayu mempunyai serat seperti akar dan jika sudah diolah mempunyai banyak motif menarik. Disisi lain juga memiliki khasiat untuk tolak bala.
Slamet (41) adalah penemu batu akik Galih Asem dan Galih Kelor, warga Jalan Tambra Dalam 2 Kelurahan Kuningan, Semarang Utara. “sebenarnya ada tiga batu akik asli Semarang yakni Galih Asem, Galih Kelor dan Sodo Lanang, namun untuk Sodo Lanang Saya belum menemukan,” ujar Slamet di rumahnya, Sabtu (9/5).
Untuk lokasi, Slamet tidak mau menyebutkan letak pastinya karena nantinya bisa menimbulkan penambangan besar-besaran sehingga bisa menyebabkan longsor. “Bukan saya egois tapi menyangkut keselamatan masyarakat, karena tempatnya di tebing curam dan bawahnya perumahan warga,” jelasnya.
Ia menceritakan asal mula menemukan Galih Asem dan Galih Kelor saat dirinya mendapatkan mimpi agar melakukan perjalanan ziarah ke 99 makam wali Allah dan didapatkan petunjuk di tempat tersebut terdapat batu yang bisa merubah derajatnya. “Itu waktu 2007 saat belum booming batu akik dan saya tidak tahu batu apa itu dan sekarang malah menjadi incaran para kolektor batu,” katanya.
Untuk harga, Slamet tidak mematok harga tinggi. Batu yang sudah jadi maupun bongkahan ia hargai Rp 200.000-300.000. Slamet tidak menjual tinggi batu akik tersebut karena ingin mengenalkan batu Galih Asem dan Galih Kelor kemasyarakat luas.
“Di luar bisa sampai jutaan rupiah namun saya menjualnya murah karena agar ada peminat sekaligus memperkenalkan secara luas bahwa Semarang mempunyai batuan mulia khas,”imbuhnya.
Di rumahnya yang sederhana itu nampak pencinta dan kolektor datang silih berganti dari dalam dan luar kota hanya untuk membeli batu Galih Asem khas Semarang. Seperti Soesetyoko yang datang dari Gresik bersama temanya dan memborong langsung sepuluh batu Galih Asam.
“Saya tahu dari internet bahwa Semarang mempunyai batuan khas yakni Galih Asam dan Galih Kelor dan ingin mengkoleksinya karena kebetulan saya juga mengumpulkan batuan khas daerah di seluruh Indonesia,” katanya. (Cun Cahya/CN41/SMNetwork)
0 komentar:
Posting Komentar