This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Rabu, 08 Juli 2015

Batu Akik Jadi Bukti Kehidupan Alien di Mars

Rabu, 8 Juli 2015 | 11:45 WIB

Senin, 29 Juni 2015

Batu Akik Garut Sabet Juara Umum Piala Presiden

Senin, 29 Juni 2015 | 05:52 WIB

Sabtu, 27 Juni 2015

Batu Akik Garut Sabet Dua Piala Presiden

Sabtu, 27 Juni 2015 | 19:43 WIB

Rabu, 24 Juni 2015

Fenomena Tren Batu Akik di Indonesia

Rabu, 24 Juni 2015

Sudah tidak bisa dipungkiri lagi, bahwa kita masyarakat Indonesia sedang dilanda demam terhadap batu akik. Banyak dari kita membicarakan salah satu perhiasan tersebut. Bahkan sampai ada yang saling memamerkan keunikan dan keelokan batu akik yang dikenakanya. Fenomena batu akik tersebut, membuat penjual sekaligus pengasah batu akik bermunculuan di pinggiran jalan. Dan faktanya, hal tersebut dapat membantu perekonomian masyarakat Indonesia. Dari yang muda hingga yang tua bahkan sampai ke berbagai macam media, tak henti-hentinya membicarakan batu akik.
Tapi apakah fenomena batu akik merukapan tren baru bagi negara kita Indonesia?  
Batu akik merukapan sebuah mineral atau bebatuan yang terbentuk secara alami dari prosedur geologi yang memiliki unsur berupa satu atau beberapa komponen kimiawi yang memiliki harga jual tinggi. Batu akik terbentuk berdasarkan proses kristalisasi dalam kurun waktu sangat lama, yang kemudian kristal tersebut perlahan-lahan menjadi sebuah batu unik yang kita kenal dengan batu akik. Ternyata, Batu Akik yang kita jadikan perhiasan telah digunakan oleh nenek moyang atau bahkan manusia purba pada zaman logam masih ada, kurang lebih sekitar tahun 2000-3000 SM. 

Dalam hal ini, Marwati Djoened Poesponogeoro dan Nugroho Notosusanto dalam Sejarah Nasional Indonesia Vol I, berpendapat bahwa manusia purba membuat manik-manik atau perhiasan kalung dari berbagai macam bahan dengan bentuk dan warna yang beragam diantaranya adalah batu akik (komalin), kaca, dan tanah liat yang dibakar. Sedangkan dalam salah satu kliping yang terkenal pada terbit pada tahun 19644, "Mingguan Djaja" mencatat bahwa batu akik dan batu-batu lain yang dianggap menarik memiliki peran penting dalam dunia ghaib dan kehidupan rohaniah manusia pada zaman dahulu. “Batu setengah mulia yang diasah sebagai manik sering dijumpai sebagai bekal kubur bagi manusia nirleka itu.” (red. historia.id) Di masa kejayaan Hindu-Budha, batu akik telah menjadi salah satu benda yang dikuburkan dalam candi. Menurut arkeolog R. Soekmono, yang dikuburkan dalam candi tersebut bukanlah mayat atau pun jenazah, tetapi berbagai macam benda seperti potongan logam dan batu akik yang disertai dengan saji-sajian. 

Kerajaan Nusantara menjadikan batu akik sebagai salah satu alat perdagangan. Barang-barang yang diekspor kerajaan Aceh antara lain adalah perhiasan bebatuan seperi batu mulia, akik, ambar, dan hablur. Batu Akik bukanlah trend baru untuk Indonesia, karena sejak tahun 1930-an batu akik telah menjadi perhiasan yang lazim bagi masyarakat Nusantara. Hal ini dikuatkan oleh sebuah naskah Jawa yang berjudul Kawruh Makelar Barang Kina, karya P. yang berisi berbagai macam kisah tentang benda-benda yang umum untuk diperjualbelikan pada tahun 1030 di daerah Kedu Jawa Tengah. 
“Benda-benda seperti dhuwung atau keris, batu akik, dan kulit binatang yang dipercaya mengandung kekuatan magis, sangat digemari dan diburu oleh para peminat,” tulis T. E. Behrend dalam Katalog Induk Naskah-naskah Nusantara Jilid 3-A. 
"Para pedagang atau makelar sebagai orang yang menawarkan barang-barang tersebut, berupaya mendapatkannya dari masyarakat, untuk kemudian dijualnya kembali dengan harga yang sangat tinggi.” 
Jadi kesimpulanya adalah, Batu Akik yang kini menjadi trending topik untuk Indonesia bukanlah hal baru di Nusantara. Naiknya trend batu akik secara drastis nyaris senasib dengan tanaman gelombang cinta yang dulu pernah menjadi trend dan memiliki nilai jual yang tinggi. Akan tetapi, dilihat dari asal-usul batu akik tersebut, sepertinya sangat sukar untuk menghilangkan fenomena batu akik di Indonesia. Tidak menutup kemungkinan fenomena batu akik akan lenyap, tapi apa daya banyak masyarakat Indonesia yang mendapatkan keuntungan besar dari memanfaatkan fenomena batu akik tersebut. Dan kita tunggu saja di hari-hari kemudian, apa lagi yang menjadi trend yang dapat dimanfaatkan untuk mencari keuntungan besar. [.]

Sabtu, 20 Juni 2015

Cara Cepat Mengkristalkan Batu Bacan

20 Juni 2015


Sudah banyak cara yang dipraktekkan oleh para pemilik batu bacan dengan tujuan agar batu bacan cepat mengkristal. Tetapi karena keterbatasan pengetahuan menyebabkan rusaknya batu bacan tersebut, dan bila sudah rusak sudah dapat dipastikan harga batu bacan tersebut akan merosot. 

Baca juga Cara Mudah Mengenali Batu Bacan Asli

Lalu pertanyaan yang muncul apakah ada cara yang memang masuk logika untuk mempercepat kristalisasi batu bacan ini ? dan bagaimana caranya ? barangkali itulah pertanyaan yang masih tersimpan dalam benak para pemilik batu bacan, dan disini kami akan menjawab seluruh pertanyaan diatas, dan jawabannya ya, karena ada cara cepat meskipun tidak instan tapi setidaknya lebih cepat dibandingkan proses alami, berikut penjelasannya.

1. Rendam batu bacan di dalam air selama 2 – 3 hari, tujuannya agar air terserap kedalam batu sehingga mendorong kandungan minyak atau cairan kimia keluar.

2. Setelah direndam selama dua atau tiga hari lalu angkat dan dikeringkan dengan lap atau tissu lalu diangin-anginkan pada suhu ruangan hingga kandungan air yang terserap hilang, agar lebih yakin lakukan hal ini selama dua hari. Setelah itu poles batu bacan dengan menggunakan kulit agar kemilau pada permukaan batu muncul kembali.

3. Pastikan bahwa kandungan air pada batu bacan sudah hilang, karena bila masih terdapat kandungan air akan menyebabkan retak pada bagian dalam jika dipanaskan, jika sudah yakin hilang kandungan airnya, selanjutnya batu bacan dipanaskan dengan suhu 80 derajat celsius. Untuk memanaskan batu ini bisa menggunakan cara dengan menjemur dibawah matahari langsung atau dapat juga menggunakan peralatan pemanas seperti hair-drayer, coffe-maker, rice-cooker atau strika. Pemanasan ini bertujuan merubah warna batu dari hitam menjadi biru dan warnanya merata keseluruhan. Untuk mencapai hasil yang diinginkan dibutuhkan waktu dan proses berkali-kali dan cukup lama sehingga dibutuhkan kesabaran untuk melakukannya.

4. Bila warna batu sudah berubah menjadi biru karena proses pemanasan selanjutnya direndam dengan air dingin hingga batu bacan berubah menjadi kristal. Pada proses ini apabila dalam batu masih mengandung kapur atau bercak hitam maka kapur tersebut akan naik dan berada di permukaan sehingga diperlukan penggosokan ulang pada batu untuk menghilangkan kapur tadi dan membuat batu bersih dan kristal. Lakukan proses ini berulang-ulang sampai batu bacan benar-benar bersih dan mengkristal secara sempurna.

Jika hasil yang didapat tidak sesuai harapan, hal ini bisa saja disebabkan rangkaian tahapan diatas tidak dijalankan secara sempurna, misalnya masih terdapat kandungan air saat batu dipanaskan dan lain-lain.
Demikian ulasan Cara Cepat Mengkristalkan Batu Bacan, semoga dapat membantu anda dalam merawat koleksi batu Bacan anda.
Selamat mencoba

Sumber: BatuMulia 

Minggu, 17 Mei 2015

Semanger Banyumas 2015, Angkat Batu Akik

17 Mei 2015 17:15 WIB |  Category: Suara Banyumas

Foto: suaramerdeka.com/ dokumentasi

BANYUMAS, suaramerdeka.com – Dalam rangka peringatan Hari Kebangkitan Nasional, Pemerintah Kecamatan Banyumas menggelar acara bertajuk Semanger Banyumas 2015 di komplek Pendapa Duplikat Si Panji dan Alun-alun Banyumas, Jum’at-Minggu (15-17/5). Ari Yusminto Camat setempat mengatakan, dalam acara tersebut digelar antara lain pameran batu mulia dan akik lokal dari berbagai daerah. Sedikitnya 48 stand batu akik memadati lokasi tersebut.

“Kegiatan Semanger Banyumas 2015 diharapankan dapat merangsang para pengrajin batu akik di Banyumas dan sekitarnya. Di Kecamatan Banyumas sendiri, kini ada salah satu desa yang memiliki sumber batu akik,” katanya, MInggu (17/5).

Menurutnya desa tersebut adalah Binangun yang berada di wilayah perbukitan. “Namun menurut kepala desa setempat potensi yang ada tersebut belum tergarap dengan baik. Maka dari itu dengan acara ini diharapkan batu akik dari Binagun jadi lebih dikenal,” ujar dia.
 
http://berita.suaramerdeka.com/semanger-banyumas-2015-angkat-batu-akik/

Jumat, 15 Mei 2015

Berburu Batu Akik Sisa Kebakaran

15 Mei 2015 1:07 WIB Category: Semarang Metro

Foto: Jati P/suaramerdeka.com

SEMARANG, suaramerdeka.com – Meski ikut terbakar, kios-kios batu akik yang berada di pasar Johar tetap menarik perhatian para penggemar batu mulia.

Dari pantauan Suaramerdeka.com, Kamis (14/5) baik tua muda sampai anak-anak saling ber baur mencari sisa-sisa batu akik yang terbakar.

Sambil merundukan badan, dengan sabar mereka memilah-milah abu yang bercampur pasir berharap menemukan sesuatu di antara puing puing tersebut. Jika beruntung bukan tidak mungkin bisa menemukan batu akik dalam kondisi cukup baik.

Eksan salah satu warga menuturkan dirinya sudah dua hari ini mencoba ikut mencari sisa batu akik yang terbakar. Ia mengaku menemukan beberapa batu yang kondisinya masih bagus, seperti batu Ruby.

“Sudah dua hari ini mas ikut-ikutan cari batu akik sisa kebakaran. Untung-untungan sih mas. Sampai hari ini tadi sudah dapat empat batu” kata Eksan.
Meski begitu, ia mengaku tidak akan menjual batu tersebut. Melainkan akan digunakan untuk pribadi.
(Jati P/CN34/SM Network)
 
http://berita.suaramerdeka.com/berburu-batu-akik-sisa-kebakaran/

Rabu, 13 Mei 2015

Daftar Nama Sungai Penghasil Batu Mulia Terbaik di Indonesia

Indonesia kaya akan sumber daya alamnya. Mulai dari tumbuhan, hewan hingga bebatuan. Indonesia juga negara penghasil batu permata yang indah. Batu permata atau juga dikenal dengan sebutan batu akik hingga kini sangat terkenal di dunia karena memiliki aneka warna yang bagus dibandingkan dari negara lain.

Sungai-sungai dari pegunungan mengalirkan material berharga yang akhirnya mengkristal dan membentuk batu mulia. Berikut ini Sungai di Indonesia yang menghasilkan batu akik dan batu mulia terbaik :

Sungai Maja (Banten,Jawa Barat)

Kabupaten Banten, menghasilkan batu Opal Kalimaya yang sangat indah. Baytu ini di temukan di penambangan batu di sepanjang aliran Sungai Maja secara tradisional oleh penduduk lokal. Begini lebih bagus daripada diexplorasi oleh perusahaan asing. Jawa Barat juga terkenal akan Akik Garutnya dan beberapa produk batu chrysophase atau Garut Hijau yang cukup terkenal.

Sungai Dareh (Dharmasraya, Sumatera Barat)

Sungai Dareh berada di Nagari Sungai Dareh, Kecamatan Pulau Punjung, Dharmasraya, Propinsi Sumatera Barat. Menurut cerita masyarakat setempat, Aliran air Sungai Dareh adalah berasal dari Rawang Laweh yang apabila turun hujan mampu menghanyutkan seekor kerbau. Oleh karena itu, masyarakat sekitar kemudian membuat aliran ke Sungai Batang Hari dan digunakan pula untuk mengairi sawah. Sebelumnya, masyarakat setempat kesulitan menyebrangi sungai ini karena derasnya aliran air tersebut maka kemudian sungai tersebut diberi nama Sungai Dareh, namun kini sudah dibangun jembatan untuk menghubungkan Pulau Punjung ke Sungai Dareh.
Sungai Dareh sejak 50 tahun lalu terkenal sebagai penghasil batuan Idocrase terbaik, yang terkenal dengan sebutan batu Sungai dareh. Warna batu sungai dareh setidaknya ada 68 warna. Jenis yang sangat populer adalah kumbang jati dan pucuk pisang.

Sungai Keladen (Pacitan Jawa Timur)

Aliran sungai di daerah Pacitan sering kali ditemukan berbagai macam jenis batuan mulia, faktor iklim dan letak geografis yang menyebabkan Pacitan memiliki kekayaan batuan alam yang sangat beragam. Batuan yang berjenis Chalcedony ini berwarna muda dengan bias sinar yang lembut dan memiliki serat yang dinamakan punggung atau cangkang kura-kura.

Sungai Ciliwung (Jakarta)

Sungai Ciliwung merupakan sungai purba yang mendapat pasokan air dari kali Pesanggrahan, Cisadane dan Cibeet. Sungai ini sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Disepanjang aliran sungai ini banyak di temukan batu akiki jenis Pandan, Suji, dan Chalcedony.

Sungai Klawing (Purbalingga,Jawa tengah)

Batu Klawing adalah jenis batu akik yang banyak ditemukan diwilayah Purbalingga Jawa Tengah tepatnya di sungai Klawing. Sungai Klawing sendiri merupakan sungai utama yang berada di wilayah Purbalingga Jateng, melintas purbalingga dari arah utara ke selatan dan bermuara pada bertemunya sungai Serayu dan Klawing.

Di sepanjang sungai itulah berbagai jenis batuan semi mulia dengan beraneka ragam warna di temukan dan siap dibentuk menjadi aneka perhiasan seperti batu cincin dan liontin. Sebenarnya batu kelawing ini ada bermacam-macam atau terdiri dari berbagai jenis seperti jenis batu akik panca warna, nagasui, Jasper, Hematite, Citrine, Crystal Quartz.

Sungai Bogowonto (Purworejo, Jawa tengah)

Sungai Bogowonto dikenal menjadi salah satu penghasil batu mulia, namun potensi itu belum sepenuhnya dikembangkan.Daerah ini banyak terdapat batu akik jenis Agathe, Pancawarna, Ginggang, Badar Besi, Bulu Monyet, Nogosui dan Suiseki

Sungai Luk Ulo (Kebumen, Jawa Tengah)

Selain Bogowonto, ada juga Sungai Luk Ulo Kebumen.Yang kaya akan batu akik jenis Agathe, Pancawarna, Ginggang, Badar Besi, Bulu Monyet, Bulu Macan, Nogosui dan Suiseki.

Sungai Girindulu (Ponorogo, Jawa Timur)

Sungai Girindulu yang mengalir di Kabupaten Ponorogo dan Pacitan memiliki kandungan mineral batuan yang luar biasa. Di sepanjang aliran sungai ini bertebaran batu akik Jenis Agathe, Chalcedony, Keladen, Carnelian, dan Jasper. Sejak Tahun 60 an Pacitan terkenal sebagai daerah penghasil batu akik terbaik.

Demikian informasi dari kami tentang Daftar Nama Sungai Penghasil Batu Mulia Terbaik di Indonesia. Semoga informasi ini dapat memberikan tambahan wawasan bagi anda semua.

copas http://majalahpermata.com/daftar-nama-sungai-penghasil-batu-mulia-terbaik-di-indonesia/

Sabtu, 09 Mei 2015

Batu Akik Galih Asem Asli Semarang Diserbu Kolektor

9 Mei 2015 15:07 WIB Category: Semarang Metro

Batu akik Galih Asem dan Galih Kelor khas Semarang yang masih berupa bongkahan saat ditunjukkan di Jalan Tambra Dalam 2 Kelurahan Kuningan, Semarang Utara, Sabtu (9/5).(suaramerdeka.com/Cun Cahya)

SEMARANG, suaramerdeka.com – Semarang sekarang menjadi tujuan pencinta batu akik. Pasalnya kota Lunpia ini menyimpan batu akik asli Semarang yakni Galih Asem dan Galih Kelor. Batuan tersebut merupakan batuan fosil dari pohon asam yang berusia ratusan tahun.

Batu tersebut berwarna khas cokelat kayu mempunyai serat seperti akar dan jika sudah diolah mempunyai banyak motif menarik. Disisi lain juga memiliki khasiat untuk tolak bala.

Slamet (41) adalah penemu batu akik Galih Asem dan Galih Kelor, warga Jalan Tambra Dalam 2 Kelurahan Kuningan, Semarang Utara. “sebenarnya ada tiga batu akik asli Semarang yakni Galih Asem, Galih Kelor dan Sodo Lanang, namun untuk Sodo Lanang Saya belum menemukan,” ujar Slamet di rumahnya, Sabtu (9/5).

Untuk lokasi, Slamet tidak mau menyebutkan letak pastinya karena nantinya bisa menimbulkan penambangan besar-besaran sehingga bisa menyebabkan longsor. “Bukan saya egois tapi menyangkut keselamatan masyarakat, karena tempatnya di tebing curam dan bawahnya perumahan warga,” jelasnya.

Ia menceritakan asal mula menemukan Galih Asem dan Galih Kelor saat dirinya mendapatkan mimpi agar melakukan perjalanan ziarah ke 99 makam wali Allah dan didapatkan petunjuk di tempat tersebut terdapat batu yang bisa merubah derajatnya. “Itu waktu 2007 saat belum booming batu akik dan saya tidak tahu batu apa itu dan sekarang malah menjadi incaran para kolektor batu,” katanya.

Untuk harga, Slamet tidak mematok harga tinggi. Batu yang sudah jadi maupun bongkahan ia hargai Rp 200.000-300.000. Slamet tidak menjual tinggi batu akik tersebut karena ingin mengenalkan batu Galih Asem dan Galih Kelor kemasyarakat luas.

“Di luar bisa sampai jutaan rupiah namun saya menjualnya murah karena agar ada peminat sekaligus memperkenalkan secara luas bahwa Semarang mempunyai batuan mulia khas,”imbuhnya.

Di rumahnya yang sederhana itu nampak pencinta dan kolektor datang silih berganti dari dalam dan luar kota hanya untuk membeli batu Galih Asem khas Semarang. Seperti Soesetyoko yang datang dari Gresik bersama temanya dan memborong langsung sepuluh batu Galih Asam. 

“Saya tahu dari internet bahwa Semarang mempunyai batuan khas yakni Galih Asam dan Galih Kelor dan ingin mengkoleksinya karena kebetulan saya juga mengumpulkan batuan khas daerah di seluruh Indonesia,” katanya. (Cun Cahya/CN41/SMNetwork)

http://berita.suaramerdeka.com/batu-akik-galih-asem-asli-semarang-diserbu-kolektor/

Jumat, 08 Mei 2015

Perburuan Batu Akik Jangan Rusak Lingkungan

8 Mei 2015 0:37 WIB Category: SmCetak, Suara Banyumas

KLAMPOK- Fenomena batu akik dewasa ini memberikan harapan baru bagi perajin batu akik. Namun, pencarian batu alam sebagai bahan akik jangan asal mengambil yang dapat merusak ekosistem.

Bupati Banjarnegara Sutedjo Slamet Utomo mengatakan, batu akik saat ini menjadi primadona baru dan mampu menyedot perhatian dari semua kalangan. Kondisi tersebut memberikan harapan baru bagi para perajin batu akik. Apalagi Banjarnegara kaya potensi batu alam yang mempunyai nilai dan seni yang tinggi. ”Booming batu akik saat ini memberikan harapan baru bagi para perajin batu akik,” katanya saat membuka pelatihan pembuatan batu akik yang dilaksanakan oleh UPK Purwareja Klampok, kemarin.

Menurutnya, fenomena tersebut sangat positif karena masyarakat bisa mendapatkan nilai tambah ekonomi. Di sisi lain, para perajin dituntut untuk mampu bersaing dengan karya terbaik sehingga batu akik yang dihasilkan diburu para kolektor. Karena itu, usai pelatihan diharapkan peserta bisa mandiri sehingga dapat mengurangi angka pengangguran.

”Di Banjarnegara banyak dijumpai perajin batu akik, ini fenomena yang sangat positif,” ujarnya.

Membatasi Diri Namun, Bupati juga mengingatkan agar maraknya kerajinan batu akik tersebut agar tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. Pencari batu diminta bisa membatasi diri dan tidak asal mencari batu yang dapat merusak sungai atau lokasi yang disinyalir terdapat kandungan batu mulia. 

”Jika dieksploitasi secara liar maka akan mengganggu ekosistem sungai dan lokasi eksploitasi batu lainnya. Saya minta pencari batu bisa membatasi diri,” tandasnya.

Camat Purwareja Klampok, Gatot Yahya Setiadi mengatakan, pelatihan diikuti oleh 30 peserta dari komunitas dan perajin batu akik pemula. Masing-masing desa mengirimkan dua perwakilan sebagai peserta. Mereka dikenalkan karakter berbagai jenis batu yang memiliki nilai seni dan praktik pembuatan batu akik sesuai standar. ”Usai pelatihan, peserta yang telah membentuk kelompok tersebut dibantu alat empat unit mesin pembuat batu akik sebagai modal usaha,” terangnya.

Instruktur pelatihan, Supriyadi menjelaskan, sebelum memproses batu menjadi akik, peserta harus mengenal dulu jenis batu dan karakternya. Peserta juga dilatih teknik pemasaran dengan cara mengenal segmen pasar, target pasar, retail serta logistik pemasaran. (K36-14)

http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/perburuan-batu-akik-jangan-rusak-lingkungan/

Sabtu, 02 Mei 2015

Batu Akik dan Makna Pesan Kehumasan

2 Mei 2015 5:21 WIB Category: SmCetak, Suara Pantura

TEGAL – Budayawan Tegal Atmo Tan Sidik pantas disebut sebagai loyalis batu akik. Sebab hampir setiap bersua dengan sesama pecinta batu akik, dia bisa adu argumentasi.

Maestro Seni Tradisi itu memang melengkapi pengetahuannya dengan membaca buku tentang batu akik. Kegemaran Atmo itu tampak ketika dia menjadi pembicara dalam acara Silaturahmi Kehumasan dengan beberapa pemimpin redaksi media massa.

Kabag Humas dan Protokol Pemkab Brebes itu pun menyeret hobi itu ke dalam materi makalahnya. Dalam acara yang diadakan di objek wisata Kaligua, belum lama ini, Atmo membawakan makalah ‘’Ronggeng, Serat Batu Akik Brebes dan Makna Pesan Kehumasan’’yang judulnya mengundang perhatian.

‘’Sebenarnya ini hanya taktik dan strategi agar materi makalah bisa dengan mudah tercerna oleh awak media,’’tukasnya. Kenapa mengaitkan, karena dia tahu kalangan wartawan saat ini selain sebagai pemakai batu akik, juga ada di antaranya yang membuka usaha jasa jual-beli akik. Menurut Atmo, saat ini batu akik asal Kabupaten Brebes mulai dilirik, misalnya batu akik Sikumbang.

Atmo mempersilakan, bila ada kalangan tertentu yang menilai memakai batu akik adalah sirik. Namun dia sendiri punya keyakinan, batu akik adalah merupakan bukti kebesaran Allah Swt. ‘’Bayangkan di sela-sela bongkahan batu yang teronggok di pegunungan, muncul batu akik warna-warni. Lalu siapa pemberi warnanya? Tentu Allah-kan,’’tukasnya.
Dikemas

Karena itulah, Wakil Ketua Forum Komunikasi Humas Jawa Tengah itu pun menegaskan, agar pesan dan makna bisa diterima oleh masyarakat, setiap makna dan pesan kehumasan harus dikemas dengan bahasa enak dibaca dan mudah dicerna. Menyinggung tentang ronggeng, Atmo mengatakan, dulu di zaman Belanda, setiap akan dimulai masa panen teh di Kaligua, pabrik menggelar pesta rakyat dengan mengundang ronggeng.

Dalam acara yang dimoderatori oleh Ketua KPU Brebes Muamar Reza Pahlevi, tampil pula Wapimred Suara Merdeka Gunawan Permadi dan novelis Ronggeng Dukuh Paruk, Ahmad Tohari sebagai pemakalah. Salah seorang wartawan, Bayu Setyawan pun membenarkan ada wartawan yang memanfaatkan momentum peliputan dengan menjual batu akik. (aj-49).

http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/batu-akik-dan-makna-pesan-kehumasan/

Jumat, 01 Mei 2015

Booming Batu Akik, Pengrajin Akik Panen

1 Mei 2015 16:29 WIB Category: Semarang Metro

Sejumlah perajin membuat batu akik dari batu Menoreh di Desa Majaksingi, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang. (MH Habib/suaramerdeka.com)

SEMARANG, suaramerdeka.com – Tren batu mulia atau batu akik yang booming belakangan ini membuat banyak pengrajin akik dadakan bermunculan, tak terkecuali di Kota Semarang. Karena potensi di bisnis ini cukup menjanjikan dan panen pesanan sehingga pengrajin mulai tekun untuk menggarapnya.

Adi, salah satu pemilik usaha pemolesan batu mulia dan akik dadakan di Kota Semarang yang membuka usahanya di sejumlah tempat, salah satunya di Pasar Dargo Semarang. Di Pasar Dargo, dia mempekerjakan dua pengrajin untuk menangani pemolesan batu akik yang dibukanya sejak setahun lalu, selain di kawasan Banyumanik dan Perumahan Dinar Mas Semarang.

“Ya, baru-baru saja saya buka. Sekitar setahun lalu seiring booming akik. Omzetnya cukup besar karena di satu tempat setidaknya bisa mengerjakan 20-30 batu mulia per hari,” terangnya, Jumat (1/5).

Dia juga menjelaskan pembuatan batu akik memerlukan peralatan, mulai alat potong sampai alat poles dengan tingkat kekasaran paling tinggi sampai tingkat kehalusan yang paling tinggi. “Alatnya ada yang dijual satu set, namun ada juga yang satuan. Kebetulan, saya punya keduanya. Kalau yang di Pasar Dargo pakai alat yang satu set. Harganya sekitar Rp 4,5 juta,” katanya.

Mengenai omzet, dia mengakui setiap hari setidaknya berkisar Rp 800 ribu pertempat. “Kebetulan kan saya buka di tiga tempat. Namun, itu belum dipotong honor untuk pengrajin,” tambahnya.

Untuk setiap batu akik yang dikerjakan, kata dia, pengrajin mendapatkan honor Rp 20 ribu, ditambah dengan uang makan dan sebagainya untuk pengrajin setiap harinya yang ditanggung Adi. “Hampir semua jenis batu saya kerjakan. Namun, untuk jenis batu mulia atau batu-batu tertentu yang memiliki tingkat keretakan tinggi, saya tidak berani untuk menggarap,” pungkasnya.  
(Yulianto/CN41/SMNetwork)
 
http://berita.suaramerdeka.com/booming-batu-akik-pengrajin-akik-panen/

[ForSale] May-Day Collections | Biseki









Kamis, 30 April 2015

Besok, Pameran dan Kompetisi Batu Akik Digelar

30 April 2015 13:31 WIB Category: Suara Banyumas

Foto: suaramerdeka.com/dok

PURBALINGGA, suaramerdeka.com – Paguyuban Prajin Akik Purbalingga bersama Komunitas Pecinta Batu Klawing dan Bidang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Dinperidagkop) Purbalingga akan menggelar pameran dan kompetisi batu akik di Griya UMKM, sebelah Pasar Segamas, Jumat-Minggu (1-3/5).

Kabid UMKM, Gatot Budi Raharjo mengatakan, kegiatan itu untuk lebih memperkenalkan dan meningkatkan daya saing batu akik antarperajin. Ke depan Griya UMKM juga akan dijadikan sebagai sentra penjualan akik di Purbalingga.

Pembina Paguyuban Perajin Akik Purbalingga, Patuh mengatakan, adapun kompetisi terdiri atas 11 kelas seperti jeser gambar, motif, nogosui, pancawarna dan sebagainya. Kompetisi terbuka untuk umum, untuk pendaftaran bisa datang ke lokasi pameran.

“Biaya pendaftaran Rp 100 ribu per kelas, pemenang akan mendapatkan hadiah uang pembinaan dan tropi. Sedangkan untuk biaya stand pameran Rp 200 ribu,” katanya.
(Ryan Rachman/CN34/SM Network)
 
http://berita.suaramerdeka.com/besok-pameran-dan-kompetisi-batu-akik-digelar/

Bahan Batu Akik Diobral

30 April 2015 1:21 WIB Category: SmCetak, Suara Kedu

KEBUMEN – Demam batu akik yang melanda berbagai daerah menjadi peluang bisnis menggiurkan. Sejumlah pelaku usaha pun mulai menawarkan bahan batu akik dengan cara diobral.

Bahkan ada yang berkeliling menggunakan mobil. Dengan menggunakan puluhan nampan yang berisi potongan batu, pemilik Mumy Theatrf, Moh Musarif menawarkan kepada para calon pembeli.

Ia menggelar dagangannya di depan kios. Sedangkan di dalam kios masih terdapat banyak bongkahan batu yang belum dipotong-potong menjadi beberapa bagian. Di samping kios, terlihat pekerja sibuk memotong bongkahan batu menjadi kecil-kecil. Sedangkan di etalase berisi bermcam batu dengan harga beragam.

”Harganya mulai dari Rp 5 ribu hingga 1 juta, sedangkan untuk batu bisa dijual dengan harga Rp 25 ribu per potong,” jelas Moh Musarif.

Ramai

Dia mengaku sudah mengobral bahan batu akik sebulan lalu. Hasilnya, dagangan di kios Jalan Sarbini Nomor 162 Kebumen itu selalu ramai dikunjungi pembeli. Tidak hanya dari Kebumen saja, dari Yogyakarta, Solo dan Cilacap juga kerap singgah di kiosnya.

Ide menjual batu akik dengan cara grosir barawal dari maraknya penjual batu akik di kabupaten berslogan beriman ini. Dengan menjual menggunakan sistem grosir, tentunya para pembeli dapat membeli batu dengan harga murah.

Selain itu dengan cara penjualan seperti ini, ternyata cukup efektif mengambil perhatian para pembeli. Pasalnya selama ini belum ada penjual batu dengan sistem obral. ”Kebanyakan para penjual hanya mengobral embannya saja. Namun harga bahan batunya masih mahal,” imbuhnya.

Musarif menjelaskan beberapa batu yang dijual berasal dari Sungai Luk Ulo dan Sungai Kelawing jenisnya, badar besi merah, naga suwi, panca warna, lavender dan lainnya. Obral bahan batu akik juga dilakukan Yuliana di Jalan Raya Gombong, Kebumen. Ia bahkan menggunakan empat mobil untuk menjual bahan batu akik hingga ke luar daerah, meliputi Solo, Surabaya, dan Yogyakarta.

Koleksi yang ditawarkan pun lengkap. Bahkan yang ia sebut diobral itu harganya ada yang mencapai puluhan juta rupiah. ”Di sini ada obral gritstone Sukabumi King Bee Opal, batu Lok Aceh, Bacan Sungai Dareh dan gritstone Bengkulu King Rafflesia,” jelasnya. (K5-32)

http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/bahan-batu-akik-diobral/

Minggu, 26 April 2015

Lengkapi Pasar Dargo Sebagai Pusat Batu Akik

26 April 2015 19:15 WIB Category: Semarang Metro

Foto: suaramerdeka.com/ Yulianto

SEMARANG, suaramerdeka.com – Kegiatan jual-beli batu mulia di Pasar Dargo Semarang, terus menggeliat ditandai dengan semakin bertambahnya jumlah pedagang dan warga pemburu batu mulia. Bahkan, saat ini di lantai dua terdapat sekitar 20 penggosok akik yang mengadu nasib dari jasa potong, selep dan poles batu akik. Juga menambah aneka ragam kegiatan meski dengan fasilitas yang minim.

Pasar Dargo yang sebelumnya dikenal sebagai pasar beras dan saat ini mangkrak, seakan kini menunjukkan identitasnya sebagi pusat batu mulai atau lebih dikenal dengan batu akik. Seiring boomingnya batu akik di Indonesia, Dargo kini mampu menyedot perhatian banyak masyarakat yang ingin membeli atau sekedar melihat-lihat berbgai macam batu mulia.

Seperti pada suasana pada Minggu (26/4) siang di dalam pasar tersebut sangat ramai oleh pengunjung dari berbagai usia, baik laki-laki dan perempuan. Selain pedagang batu, lokasi lantai dua pasar Dargo yang dikhususkan untuk para penggosok akik, juga terlihat ramai pengunjung. Di sini pengunjung rata-rata sengaja menggunakan jasa mereka untuk memotong, menggosok maupun memoles batu.

Bahan batu akik mentah mampu disulap jadi batu cincin yang lebih bernilai tinggi. Meski demikian, bukan berarti semakin ramai jumlah penggosok batu akik di lantai dua tersebut tanpa dampak negatif.

Mugiono, salah satu penggosok akik Dargo, saat ini pasar sudah dipadati pedagang maupun penggosok akik. Hal ini jelas sangat berdampak pada kesehatan pengrajin dan pedagang karena debu yang dihasilkan. “Oleh karena itu kami berharap, Pemerintah Kota Semarang bisa memberi fasilitas pengaman tambahan, seperti cerobong untuk pembuangan debu tersebut. 

Karena debu yang dihasilkan bukan hanya mengganggu kesehatan penggosok, namun juga mengurangi kenyaman pengunjung dan warga sekitar,”terangnya.

Hal senada juga disampaikan Wakil Ketua Paguyuban Pasar, Gatot. Dirinya, berharap fasilitas tambahan, yaitu berupa cerobong di Pasar Dargo. Sehingga bisa mengurangi polusi udara yang dihasilkan penggosok batu. “Jika pemerintah memang berkeinginan memajukan Pasar Dargo menjadi sentra batu mulia di Jawa Tengah, tentunya Pemkot juga harus membuat Dargo menjadi senyaman mungkin dengan berbagai fasilitasnya,”pungkasnya.
(Yulianto/ CN40/ SM Network)


http://berita.suaramerdeka.com/lengkapi-pasar-dargo-sebagai-pusat-batu-akik/

Jumat, 24 April 2015

[ForSale] Biseki Chalsedony PW [Kode: 2501B]

Calsedoni Multi-Colour | Tipe Ajar Aswat | Dim: 35x29x13 cm est. | Klawing



Calsedoni Multi-Colour | Tipe Ajar Aswat | Dim: 35x29x13 cm est. | Klawing 







Calsedoni Multi-Colour | Tipe Ajar Aswat | Dim: 35x29x13 cm est. | Klawing 



_____________________________________________________________



[ForSale] Heliotrop Pyrus Biseki [Kode: 3502B]



Heliotrop | Pyrus Lokal Corak | Dim: 27,5x22x17 cm est. | Lukulo Original



Heliotrop | Pyrus Lokal Corak | Dim: 27,5x22x17 cm est. | Lukulo Original



Heliotrop | Pyrus Lokal Corak | Dim: 27,5x22x17 cm est. | Lukulo Original




Heliotrop | Pyrus Lokal Corak | Dim: 27,5x22x17 cm est. | Lukulo Original 

Selasa, 21 April 2015

Batu Akik Makin Menyasar Wanita

21 April 2015 0:57 WIB Category: SmCetak, Suara Banyumas

PURWOKERTO – Akik tak hanya digandrungi kaum laki-laki, namun tak sedikit kaum wanita memakai aksesori batu akik. Apalagi saat ini banyak penjual batu akik yang menawarkan batu ukuran kecil dan emban atau gagang cincin khusus wanita. Menurut perajin akik di Purwokerto, Kusuma, para wanita sekarang tidak hanya mencari perhiasan di toko-toko emas, tetapi tidak sedikit dari mereka yang mendatangi perajin untuk memesan batu akik sesuai dengan selera.

”Tidak hanya laki-laki, wanita juga menyukai batu akik untuk perhiasan mereka,” katanya.

Dia mengaku, sebelumnya jarang menerima pesanan pembuatan mata cincin batu akik dari para wanita, tapi sekarang sudah banyak. Setiap hari hampir ada lima pesanan pembuatan batu akik ukuran kecil untuk perempuan. 

Kebanyakan para wanita itu membuat mata cincin batu akik jenis batu obsidian, tapi ada pula yang membuat dengan batu akik lain yang kerap dipakai oleh para laki-laki. ”Intinya, sekarang para wanita sudah mulai akrab memakai batu akik yang dipakai di jari tengah dan kelingking,” katanya. 

Sesuai Selera Bahkan, kata dia, para wanita juga kerap datang ke penjual batu akik untuk memilih gagang cincin sesuai dengan selera. ”Semula seperti malu, tapi sekarang mereka datang sendiri memilih batu dan gagang cincin di pusat penjualan batu akik,” ujar Kusuma.

Warga Desa Ajibarang Kulon, Fitri, mengaku menyukai batu akik. Apalagi varian jenis batu akik sangat beragam, tidak kalah dari perhiasan emas. 

”Semula saya tidak suka, tapi jadi suka setelah melihat di internet banyak macamnya dan motifnya bagusbagus,” tuturnya. Dia membuat mata cincin dari batu akik untuk dipakai sendiri. Biasanya, cincin tersebut dapat dipakai harian dan untuk kondangan. ”Lumayan bagus batunya, tidak kalah dari emas perhiasan,” katanya. (H60-55)

http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/batu-akik-makin-menyasar-wanita/

Rabu, 25 Februari 2015

Batu Giok 'Raksasa' Juga Ada di Kebumen

Yon Haryono | Rabu, 25 Februari 2015 | 00:50 WIB 

Bongkahan batu giok jawa di Kebumen. (Foto: Sukmawan)

KEBUMEN (KRjogja.com) - Batu giok jawa yang beratnya lebih dari 80 kilogram, dimiliki Suratun (52) warga Dukuh Gogokbaning, Desa Wonotirto, Kecamatan Karanggayam, Kabupaten Kebumen.

"Sejumlah orang sudah mengajukan penawaran, namun belum ada kecocokan harga," ujar Suratun yang memastikan batu gioknya asli dari Kebumen.

Suratun juga memiliki batu dengan berbagai jenis, ukuran, bentuk, warna, dan motif. Banyak pula yang bentuknya mampu menimbulkan berbagai imajinasi. Semuanya berasal dari Kebumen.

Baginya, 'bergelut' dengan batu adalah hobi sejak muda. Sejak demam akik melanda, Suratun ikut menikmati meningkatnya pesanan. Tidak ada patokan harga untuk batu-batu yang dimiliki."Harga persahabatan, yang penting menambah persaudaraan," ujar Suratun di rumahnya yang tidak jauh dari Sungai Luk Ulo.
(Suk)


 http://krjogja.com/read/250113/batu-giok-raksasa-juga-ada-di-kebumen.kr

Jumat, 06 Februari 2015

Sungai Bogowonto Gudang Batu Akik Berkualitas

Ivan Aditya | Jumat, 6 Februari 2015 | 07:17 WIB

Bahan akik diduga jenis Badarbesi yang ditemukan di Sungai Bogowonto. (Foto : Jarot Sarwosambodo)

 PURWOREJO (KRjogja.com) - Sungai Bogowonto di Kabupaten Purworejo berpotensi menjadi penghasil batu akik berkualitas. Beberapa perajin berhasil menemukan batu mulia sungai itu, kemudian bisa dipoles menjadi akik berkualitas.

Menurut Sekretaris Daerah (Sekda) Purworejo Drs Tri Handoyo MM, wilayah Purworejo yang berbatasan dengan Kebumen dengan tipe sungai yang sama menjadi salah satu indikasinya. "Hanya saja untuk Purworejo memang potensinya belum tergali," ungkap pejabat yang juga kolektor batu akik, kepada KRjogja.com, Kamis (05/02/2015).

Sebaran batu akik di Sungai Bogowonto, lanjutnya, sudah terbukti dengan ditemukannya beberapa batuan mulia. Batu tersebut dipoles perajin menjadi perhiasan dan bisa laku keras di pasaran.

Namun untuk mendapatkan batu memang bukan perkara mudah. "Ada pulungnya, kalau memang beruntung akan mendapat bahan akik," ucapnya.

Perajin batu Bambang Indrajit menuturkan, batu yang banyak dihasilkan dari Sungai Bogowonto adalah jenis jesper. "Kebanyakan jesper, namun ada yang menamakannya pancawarna, padahal menurut saya belum masuk kategori itu," ujarnya. (Jas)

http://krjogja.com/read/247509/sungai-bogowonto-gudang-batu-akik-berkualitas.kr